Senin, 06 Mei 2013


NAMA  KELOMPOK

*      MUHAMMAD  IQBAL
*      MAMBAKUL  KISAN
*      HENDRI
*      ARTHUR  .C
*      WINDA  MANDASARY
*      ZILLA  PUTRIANA

TEMA/JUDUL    :       NARKOBA MEMASUKI DUNIA REMAJA

Peran Masing-masing Anggota :
1.  Muhammad Iqbal             Iqbal, Siswa.
2. Mambakul Kisan               Kakak Pembina, Anggota BNN.
3. Hendri                                Pengedar Narkoba.
4. Arthur .C                            Bastian, Siswa, Pemakai Narkoba.
5. Winda Mandasary             Manda, Siswa, Pemakai Narkoba.
6. Zila Putriana                      Lyan, Siswa.

Sinopsis :
 Di sebuah SMA ada dua orang perempuan, mereka adalah teman dekat. Mereka bernama Manda dan Lyan. Manda adalah siswa yang punya banyak prestasi, baik di bidang akademik maupun non akademik. Tapi, belakangan ini sifat Manda sedikit berubah, dia tidak aktif lagi disetiap pelajaran. Ternyata, manda seperti itu karena ia sudah terjerat dengan narkoba. Sebagai sahabat, Lyan sangat sedih ketika dia tahu bahwa temannya adalah pemakai narkoba. Jadi, dia melaporkan kasus ini kepada kakak Pembina yang juga anggota BNN.

NASKAH.
Adegan 1.
    Didepan sekolah SMA N 12, berdiri seorang pria bernama John. Dia adalah seorang pengedar narkoba atau yang dikenal sebagai Bandar narkoba. Dia akan melakukan aksinya kembali, dan korbannya adalah siswa SMA.
(Krrriiiinggg…) bel pulang pun berbunyi.
John         :   “Boss, gimana kabaranya?, lama ni gak ketemu”.
Bastian    :   “Baik, loe sendiri gimana kabarnya John?”
John         :   “Baik-baik, ehh, ada barang bagus ni boss !”
Bastian    :    “Apa-apa?”  (penasaran)
John         :    “ni”.  (menunjukkan)
Bastian    :   “Apa ni John?”
John         :    “Barang enak ni. Barang ini bakal bikin semua masalah loe hilang. Bawaanya happy, senang. Mau gag boss, ini namanya ganja”
Bastian    :   “kayak mana pake nya tuh?”
John         :   “dihisap aja boss, kayak rokok”
Bastian    :   “ohh.. minta lahh”
John         :   “ok-ok boss, kalo loe butuh barang ini lagi. Telepon gue aja” (menyerahkan barang tersebut).
Bastian    :   “ok. Thanks yaa” (mengambil barang tersebut).

Adegan 2.
   (Kkrrringgg) bel istirahat berbunyi. Bastian mendekati Manda. Manda adalah pacar Bastian.
Bastian    :   “nda, kemana nanti malam?”
Manda     :   “ee.. nanti Manda kerumah Bastian aja lah.”
Bastian    :    “ohh..ya lah. Jam berapa?”
Manda     :   “jam 8 yaa”
Bastian     :   “ok”.

Adegan 3.
   Jam 8 malam pun tiba.
Manda     :  (mengetuk pintu)
Bastian    :   “udah dating. Ayokk masuk”.
Manda    :   “iya. Tadi lagi ngapain?”
Bastian    :   “lagi nonton, bentar yaa”
Manda     :  “mau kemana?”
Bastian    :   “mau nelpon orang bentar”.
Manda     :   “ohh ya lahh”

Adegan 4.
   Bastian segera menelpon seseorang. Dan ternyata orang yang ia telpon adalah John.
Bastian   :   “hallo John, barang yang kemaren loe kasih masih ada?, gue butuh banget ne. ok, gue tunggu yaa”  (menelpon)

Adegan 5.
   Akhirnya John tiba didepan rumah Bastian. Dia langsung memberikan barang haram tersebut dan Bastian memberikan sejumlah uang kepada John.

Adegan 6.
   Setelah melakukan transaksi, bastian mendekati Manda yang sedang duduk diruang tamu.
Bastian    :  “ini” (menunjukkan barang tersebut)
Manda    :   “apa ini?”
Bastian    :  “haa (terkejut), dapat dari mana?”
Bastian    :   “dari teman, mau coba takk?”
Manda    :   “ihhh, tidak lah”
Bastian    :  “kenapa? Tinggal dihisap aja, kayak rokok”
Manda     :   “coba praktekkin dulu, manda mau liat”
Bastian     :  “kayak gini” (mempraktekkan)
Manda     :  “cuman kayak gitu aja? Coba lah!”
Bastian    :   “ni..” (menyodorkan barang tersebut ke manda)
Sejak saat itu mereka berdua menjadi pecandu narkoba, mereka sudah mengonsumsi barang tersebut berkali-kali.

Adegan 7.
   Ke esokkan harinya. Di SMA N 12 ada pembelajaran tambahan yaitu pelajaran yang membahas narkoba. Di pelajaran itu siswa dapat mengetahui tentang narkoba serta bahaya dari narkoba.
Kakak Pembina  :  “pagi semua”
Siswa                    :   “pagi kak”
Kakak Pembina  :   “berjumpa lagi dengan pelajaran kakak” (lanjut dengan pelajaran yang disampaikan)
Tiba-tiba…
K Pembina    :  (melempar pena ke kepala bastian) “kenapa kamu?”
Bastian          :   “ngantuk pak”
K Pembina    :   “mudah sekali kamu jawab seperti itu. Apa kamu piker semua yang saya lakukan didepan mudah?” (dengan nada yang tinggi) “Sebenarnya saya sudah bosan mengajar pelajaran seperti ini. Tapi saya harus melakukannya agar generasi kalian tidak hancur hanya karena narkoba. Keluar kamu?”
Bastian          :   “iya pak” (keluar kelas)
K Pembina    :   (menerangkan kembali materi yang sempat terpotong tadi)
Tiba-tiba…
K Pembina    :  “hey, kamu!”
Lyan              :  “manda…manda”  (dengan suara pelan)
Manda            :    (bangun) “iya pak”
K Pembina     :    “kamu juga ngantuk?”
Manda           :     “iya pak”
K Pembina     :    “sekarang kamu keluar cuci muka dan tunggu diluar sampai bel istirahat berbunyi”
Manda           :    “iya pak”
Krrriiiiinggg……
 K Pembina   :   (menutup akhir materi)

Adegan 8.
   Di kantin Manda duduk sendiri dan termenung. Tiba-tiba Putri datang.
Lyan      :  “hai, tadi kenapa?”
Manda  :  “gak kenapa-napa kok.
Lyan      :   “benar tak?”
Manda   :   “benar yan”
Lyan      :   “aku sudah lama disampingmu jadi aku sudah tahu tentang dirimu. Ayolah cerita”
Manda   :  “aku adalah pecandu narkoba”
Lyan      :   “apa,,”(terkejut). “sudah berapa kali kau memakainya”
Manda    :  “sudah sering, tapi aku benar-benar menyesal”
Lyan       :   “pasti sam bastian kan. Pasti gara-gara bastian jug aloe jadi berani nyobain barang haram itu, ya kan”
Manda    :   “sudah lah. Tak usah dibahas lagi. Jangan kasih tau siapa-siapa ya..”
Lyan      :    “gak tau lahh, gue bingung”
Manda    :   “loe sahabat gue kan, jadi tolong gue yaa. Gue janji gak bakal mengonsumsi barang haram itu lagi”
Lyan       :    “baik lahh. Oh iya, gue harus ke perpustakaan, . bye manda”
Manda     :  “bye”

Adegan 9.
   Setelah Lyan mendengar semua pengakuan manda, dia menjadi sangat menyesal dan juga terpukul karena sahabatnya adalah seorang pemakai narkoba.
Iqbal    :   “mau..” (menyodorkan makanan ke Lyan)
Lyan    :   “mau”  (mengambil)
Iqbal    :   “pasti lagi ada masalah”
Lyan    :   “sok tau”
Iqbal    :   “emang dari dulu pun”
Lyan    :   “sebenarnya ini bukan masalah untukku, tapi dia temanku, jadi itu masalah juga buatku”.
Iqbal    :   “manda?”
Lyan    :   “iya”
Iqbal    :   “kenapa dia?”
Lyan    :   “pasti kalo liat manda ada perubahan sikap di dirinya”
Iqbal    :   “iya, ketika pelajaran tambahan itu”
Lyan    :   “gara-gara suatu hal dia seperti itu”
Iqbal    :   “apa?”
Lyan    :   “dia memakai narkoba, dan sepertinya sekarang ia adalah pecandu”
Iqbal    :   “gak mungkin orang se alim dia pecandu narkoba”
Lyan    :   “apa aku pernah berbohong?”
Iqbal    :   “beararti ini semua adalah masalah besar, sebaiknya kita laporkan kasus ini ke kakak pembini narkoba itu”
Lyan    :   “aku tak yakin, aku sudah janji padanya untuk tidak melaporkan kasus dia?”
Iqbal    :   “kenapa tak yakin? Kau adalah temannya. Kita temannya, bahkan teman sekelasnya. Apakah sebagai teman tega melihat temannya sendiri jatuh ke dalam jurang, yang tak akan mungkin bisa bangkit kembali”
Lyan    :  “mungkin kau benar”

Adegan 10.
   Setelah berbincang lama, akhirnya mereka sudah sampai didepan ruangan kakak Pembina narkoba.
Lyan             :  “asslamu’alaikum kak”
K Pembina   :  “walaikumsalam, ada apa?”
Lyan             :  “kami mau menyampaikan sesuatu”
K Pembina   :   “ohh,, silahkan”
Iqbal             :   “begini kak, ada salah satu teman dari kami yang statusnya menurut kami adalah pecandu narkoba, kami baru tau ketika dia memberitahukan kepada kami. Kami sebagai temannya turut prihatin.
Lyan            :   “iya kak, dan kami tidak tau harus berbuat apa”
K Pembina   :  “ohh, siapa namanya?”
Lyan            :  “manda, kak”
K Pembina   :   “menurut kalian dimana mereka memakai narkoba?”
Lyan            :   “sepertinya dirumah bastian, karena bastian adalah pacarnya, rumah bastian juga jarang banyak orang, jadi ada kemungkinan kalo mereka mangonsumsi narkoba dirumah bastian”
K Pembina  :  “bagaimana nanti malam kita pergi kerumah bastian”
Iqbal            :  “ngapain kak?”
K pembina   :  “kita akan merazia rumah bastian”
Iqbal            :   “kalo waktu kita datang mereka lagi pesta narkoba, ap yang kakak lakukan?”
K pembina  :  “kita akan membawa mereka ke kantor BNN dan memeriksa diri mereka, apakah mereka benar-benar pecandu narkoba atau bukan. Jika hasil menunjukkan bahwa mereka adalah pecandu narkoba, mereka akan menjalani rehabilitasi”
Lyan           : “baik kak”.

Adegan 11.
   Malam tiba, k Pembina, lyan dan iqbal sudah didepan rumah bastian. Mereka langsung mengetuk pintu, tapi tidak ada yang membuka. Karena pintu tidak terkunci, mereka langsung masuk kedalam. Dan mereka melihat bastian, manda sedang melakukan pesta narkoba.
Lyan                    :  “Manda!!!” (berteriak)
Manda, bastian sangat terkejut, k Pembina langsung mendekati mereka dan menangkap mereka.
Lyan                    :  “apa yang loe lakuin disini?”
Manda                :  “gue gak negelakuin apa-apa”
Lyan                    :  “bastian, loe apain manda sampai dia seperti ini?”
Bastian                :   “diam loe, loe kan yang ngadu semua ini!”
Lyan                    :  “iya, gue yang ngadu ke kakak Pembina narkoba”
Tiba-tiba manda menampar lyan.
Manda                :  “lyan, kata loe kita sahabat, tapi kenapa loe ngelakuin ini?, loe udah janji kan untuk rahasiain in semua, loe emang gila yan, loe emang pantas dapetin itu dari gue”
Lyan menangis ketika manda melontarkan kata-kata itu.
Iqbal                   :   “loe salah, lyan ngelakuin ini semua karena dia peduli sama loe”
Manda               :   “seperti ini kah makna kata peduli itu?”
Iqbal                   :  “dia ngelakuin ini untuk kebaikan loe juga, dia gag mau ngeliat loe menderita sia-sia karena hanya benda haram ini. Gue salah menilai loe, gue kira manda adalah anak yang pintar dan kreatif tetapi salah loe lebih hina dari yang gue kira”.
Manda hanya terdiam ketika iqbal melontarkan kata-kata itu.
K Pembina          :    “sudah-sudah, kalian berdua ikut kakak ke kantor BNN, kalian akan di rehabilitasi disana”


    Dan akhirnya manda dan bastian di rehabilitasi, ketika dalam masa rehabilitasi mereka tidak di izinkan untuk berkomunikasi dan menemui seseorang. Setelah waktu telah berjalan lama, akhirnya masa rehabilitasi mereka sudah selesai, dan saat nya mereka untuk kembali ke dunia mereka yang sebenarnya.

Drama Tentang Narkoba




TEMA/JUDUL    :       NARKOBA MEMASUKI DUNIA REMAJA



Sinopsis :
 Di sebuah SMA ada dua orang perempuan, mereka adalah teman dekat. Mereka bernama Manda dan Lyan. Manda adalah siswa yang punya banyak prestasi, baik di bidang akademik maupun non akademik. Tapi, belakangan ini sifat Manda sedikit berubah, dia tidak aktif lagi disetiap pelajaran. Ternyata, manda seperti itu karena ia sudah terjerat dengan narkoba. Sebagai sahabat, Lyan sangat sedih ketika dia tahu bahwa temannya adalah pemakai narkoba. Jadi, dia melaporkan kasus ini kepada kakak Pembina yang juga anggota BNN.

NASKAH.
Adegan 1.
    Didepan sekolah SMA N 12, berdiri seorang pria bernama John. Dia adalah seorang pengedar narkoba atau yang dikenal sebagai Bandar narkoba. Dia akan melakukan aksinya kembali, dan korbannya adalah siswa SMA.
(Krrriiiinggg…) bel pulang pun berbunyi.
John         :   “Boss, gimana kabaranya?, lama ni gak ketemu”.
Bastian    :   “Baik, loe sendiri gimana kabarnya John?”
John         :   “Baik-baik, ehh, ada barang bagus ni boss !”
Bastian    :    “Apa-apa?”  (penasaran)
John         :    “ni”.  (menunjukkan)
Bastian    :   “Apa ni John?”
John         :    “Barang enak ni. Barang ini bakal bikin semua masalah loe hilang. Bawaanya happy, senang. Mau gag boss, ini namanya ganja”
Bastian    :   “kayak mana pake nya tuh?”
John         :   “dihisap aja boss, kayak rokok”
Bastian    :   “ohh.. minta lahh”
John         :   “ok-ok boss, kalo loe butuh barang ini lagi. Telepon gue aja” (menyerahkan barang tersebut).
Bastian    :   “ok. Thanks yaa” (mengambil barang tersebut).

Adegan 2.
   (Kkrrringgg) bel istirahat berbunyi. Bastian mendekati Manda. Manda adalah pacar Bastian.
Bastian    :   “nda, kemana nanti malam?”
Manda     :   “ee.. nanti Manda kerumah Bastian aja lah.”
Bastian    :    “ohh..ya lah. Jam berapa?”
Manda     :   “jam 8 yaa”
Bastian     :   “ok”.

Adegan 3.
   Jam 8 malam pun tiba.
Manda     :  (mengetuk pintu)
Bastian    :   “udah dating. Ayokk masuk”.
Manda    :   “iya. Tadi lagi ngapain?”
Bastian    :   “lagi nonton, bentar yaa”
Manda     :  “mau kemana?”
Bastian    :   “mau nelpon orang bentar”.
Manda     :   “ohh ya lahh”

Adegan 4.
   Bastian segera menelpon seseorang. Dan ternyata orang yang ia telpon adalah John.
Bastian   :   “hallo John, barang yang kemaren loe kasih masih ada?, gue butuh banget ne. ok, gue tunggu yaa”  (menelpon)

Adegan 5.
   Akhirnya John tiba didepan rumah Bastian. Dia langsung memberikan barang haram tersebut dan Bastian memberikan sejumlah uang kepada John.

Adegan 6.
   Setelah melakukan transaksi, bastian mendekati Manda yang sedang duduk diruang tamu.
Bastian    :  “ini” (menunjukkan barang tersebut)
Manda    :   “apa ini?”
Bastian    :  “haa (terkejut), dapat dari mana?”
Bastian    :   “dari teman, mau coba takk?”
Manda    :   “ihhh, tidak lah”
Bastian    :  “kenapa? Tinggal dihisap aja, kayak rokok”
Manda     :   “coba praktekkin dulu, manda mau liat”
Bastian     :  “kayak gini” (mempraktekkan)
Manda     :  “cuman kayak gitu aja? Coba lah!”
Bastian    :   “ni..” (menyodorkan barang tersebut ke manda)
Sejak saat itu mereka berdua menjadi pecandu narkoba, mereka sudah mengonsumsi barang tersebut berkali-kali.

Adegan 7.
   Ke esokkan harinya. Di SMA N 12 ada pembelajaran tambahan yaitu pelajaran yang membahas narkoba. Di pelajaran itu siswa dapat mengetahui tentang narkoba serta bahaya dari narkoba.
Kakak Pembina  :  “pagi semua”
Siswa                    :   “pagi kak”
Kakak Pembina  :   “berjumpa lagi dengan pelajaran kakak” (lanjut dengan pelajaran yang disampaikan)
Tiba-tiba…
K Pembina    :  (melempar pena ke kepala bastian) “kenapa kamu?”
Bastian          :   “ngantuk pak”
K Pembina    :   “mudah sekali kamu jawab seperti itu. Apa kamu piker semua yang saya lakukan didepan mudah?” (dengan nada yang tinggi) “Sebenarnya saya sudah bosan mengajar pelajaran seperti ini. Tapi saya harus melakukannya agar generasi kalian tidak hancur hanya karena narkoba. Keluar kamu?”
Bastian          :   “iya pak” (keluar kelas)
K Pembina    :   (menerangkan kembali materi yang sempat terpotong tadi)
Tiba-tiba…
K Pembina    :  “hey, kamu!”
Lyan              :  “manda…manda”  (dengan suara pelan)
Manda            :    (bangun) “iya pak”
K Pembina     :    “kamu juga ngantuk?”
Manda           :     “iya pak”
K Pembina     :    “sekarang kamu keluar cuci muka dan tunggu diluar sampai bel istirahat berbunyi”
Manda           :    “iya pak”
Krrriiiiinggg……
 K Pembina   :   (menutup akhir materi)

Adegan 8.
   Di kantin Manda duduk sendiri dan termenung. Tiba-tiba Putri datang.
Lyan      :  “hai, tadi kenapa?”
Manda  :  “gak kenapa-napa kok.
Lyan      :   “benar tak?”
Manda   :   “benar yan”
Lyan      :   “aku sudah lama disampingmu jadi aku sudah tahu tentang dirimu. Ayolah cerita”
Manda   :  “aku adalah pecandu narkoba”
Lyan      :   “apa,,”(terkejut). “sudah berapa kali kau memakainya”
Manda    :  “sudah sering, tapi aku benar-benar menyesal”
Lyan       :   “pasti sam bastian kan. Pasti gara-gara bastian jug aloe jadi berani nyobain barang haram itu, ya kan”
Manda    :   “sudah lah. Tak usah dibahas lagi. Jangan kasih tau siapa-siapa ya..”
Lyan      :    “gak tau lahh, gue bingung”
Manda    :   “loe sahabat gue kan, jadi tolong gue yaa. Gue janji gak bakal mengonsumsi barang haram itu lagi”
Lyan       :    “baik lahh. Oh iya, gue harus ke perpustakaan, . bye manda”
Manda     :  “bye”

Adegan 9.
   Setelah Lyan mendengar semua pengakuan manda, dia menjadi sangat menyesal dan juga terpukul karena sahabatnya adalah seorang pemakai narkoba.
Iqbal    :   “mau..” (menyodorkan makanan ke Lyan)
Lyan    :   “mau”  (mengambil)
Iqbal    :   “pasti lagi ada masalah”
Lyan    :   “sok tau”
Iqbal    :   “emang dari dulu pun”
Lyan    :   “sebenarnya ini bukan masalah untukku, tapi dia temanku, jadi itu masalah juga buatku”.
Iqbal    :   “manda?”
Lyan    :   “iya”
Iqbal    :   “kenapa dia?”
Lyan    :   “pasti kalo liat manda ada perubahan sikap di dirinya”
Iqbal    :   “iya, ketika pelajaran tambahan itu”
Lyan    :   “gara-gara suatu hal dia seperti itu”
Iqbal    :   “apa?”
Lyan    :   “dia memakai narkoba, dan sepertinya sekarang ia adalah pecandu”
Iqbal    :   “gak mungkin orang se alim dia pecandu narkoba”
Lyan    :   “apa aku pernah berbohong?”
Iqbal    :   “beararti ini semua adalah masalah besar, sebaiknya kita laporkan kasus ini ke kakak pembini narkoba itu”
Lyan    :   “aku tak yakin, aku sudah janji padanya untuk tidak melaporkan kasus dia?”
Iqbal    :   “kenapa tak yakin? Kau adalah temannya. Kita temannya, bahkan teman sekelasnya. Apakah sebagai teman tega melihat temannya sendiri jatuh ke dalam jurang, yang tak akan mungkin bisa bangkit kembali”
Lyan    :  “mungkin kau benar”

Adegan 10.
   Setelah berbincang lama, akhirnya mereka sudah sampai didepan ruangan kakak Pembina narkoba.
Lyan             :  “asslamu’alaikum kak”
K Pembina   :  “walaikumsalam, ada apa?”
Lyan             :  “kami mau menyampaikan sesuatu”
K Pembina   :   “ohh,, silahkan”
Iqbal             :   “begini kak, ada salah satu teman dari kami yang statusnya menurut kami adalah pecandu narkoba, kami baru tau ketika dia memberitahukan kepada kami. Kami sebagai temannya turut prihatin.
Lyan            :   “iya kak, dan kami tidak tau harus berbuat apa”
K Pembina   :  “ohh, siapa namanya?”
Lyan            :  “manda, kak”
K Pembina   :   “menurut kalian dimana mereka memakai narkoba?”
Lyan            :   “sepertinya dirumah bastian, karena bastian adalah pacarnya, rumah bastian juga jarang banyak orang, jadi ada kemungkinan kalo mereka mangonsumsi narkoba dirumah bastian”
K Pembina  :  “bagaimana nanti malam kita pergi kerumah bastian”
Iqbal            :  “ngapain kak?”
K pembina   :  “kita akan merazia rumah bastian”
Iqbal            :   “kalo waktu kita datang mereka lagi pesta narkoba, ap yang kakak lakukan?”
K pembina  :  “kita akan membawa mereka ke kantor BNN dan memeriksa diri mereka, apakah mereka benar-benar pecandu narkoba atau bukan. Jika hasil menunjukkan bahwa mereka adalah pecandu narkoba, mereka akan menjalani rehabilitasi”
Lyan           : “baik kak”.

Adegan 11.
   Malam tiba, k Pembina, lyan dan iqbal sudah didepan rumah bastian. Mereka langsung mengetuk pintu, tapi tidak ada yang membuka. Karena pintu tidak terkunci, mereka langsung masuk kedalam. Dan mereka melihat bastian, manda sedang melakukan pesta narkoba.
Lyan                    :  “Manda!!!” (berteriak)
Manda, bastian sangat terkejut, k Pembina langsung mendekati mereka dan menangkap mereka.
Lyan                    :  “apa yang loe lakuin disini?”
Manda                :  “gue gak negelakuin apa-apa”
Lyan                    :  “bastian, loe apain manda sampai dia seperti ini?”
Bastian                :   “diam loe, loe kan yang ngadu semua ini!”
Lyan                    :  “iya, gue yang ngadu ke kakak Pembina narkoba”
Tiba-tiba manda menampar lyan.
Manda                :  “lyan, kata loe kita sahabat, tapi kenapa loe ngelakuin ini?, loe udah janji kan untuk rahasiain in semua, loe emang gila yan, loe emang pantas dapetin itu dari gue”
Lyan menangis ketika manda melontarkan kata-kata itu.
Iqbal                   :   “loe salah, lyan ngelakuin ini semua karena dia peduli sama loe”
Manda               :   “seperti ini kah makna kata peduli itu?”
Iqbal                   :  “dia ngelakuin ini untuk kebaikan loe juga, dia gag mau ngeliat loe menderita sia-sia karena hanya benda haram ini. Gue salah menilai loe, gue kira manda adalah anak yang pintar dan kreatif tetapi salah loe lebih hina dari yang gue kira”.
Manda hanya terdiam ketika iqbal melontarkan kata-kata itu.
K Pembina          :    “sudah-sudah, kalian berdua ikut kakak ke kantor BNN, kalian akan di rehabilitasi disana”


    Dan akhirnya manda dan bastian di rehabilitasi, ketika dalam masa rehabilitasi mereka tidak di izinkan untuk berkomunikasi dan menemui seseorang. Setelah waktu telah berjalan lama, akhirnya masa rehabilitasi mereka sudah selesai, dan saat nya mereka untuk kembali ke dunia mereka yang sebenarnya.