NAMA KELOMPOK
MUHAMMAD IQBAL
MAMBAKUL KISAN
HENDRI
ARTHUR .C
WINDA
MANDASARY
ZILLA
PUTRIANA
TEMA/JUDUL :
NARKOBA MEMASUKI DUNIA REMAJA
Peran Masing-masing
Anggota :
1. Muhammad Iqbal Iqbal, Siswa.
2. Mambakul
Kisan Kakak Pembina,
Anggota BNN.
3. Hendri Pengedar Narkoba.
4. Arthur .C Bastian, Siswa, Pemakai Narkoba.
5. Winda Mandasary
Manda, Siswa, Pemakai Narkoba.
6. Zila Putriana Lyan, Siswa.
Sinopsis
:
Di sebuah SMA ada dua orang perempuan, mereka
adalah teman dekat. Mereka bernama Manda dan Lyan. Manda adalah siswa yang
punya banyak prestasi, baik di bidang akademik maupun non akademik. Tapi,
belakangan ini sifat Manda sedikit berubah, dia tidak aktif lagi disetiap
pelajaran. Ternyata, manda seperti itu karena ia sudah terjerat dengan narkoba.
Sebagai sahabat, Lyan sangat sedih ketika dia tahu bahwa temannya adalah
pemakai narkoba. Jadi, dia melaporkan kasus ini kepada kakak Pembina yang juga
anggota BNN.
NASKAH.
Adegan 1.
Didepan sekolah SMA N 12, berdiri seorang
pria bernama John. Dia adalah seorang pengedar narkoba atau yang dikenal
sebagai Bandar narkoba. Dia akan melakukan aksinya kembali, dan korbannya
adalah siswa SMA.
(Krrriiiinggg…) bel pulang pun
berbunyi.
John :
“Boss, gimana kabaranya?, lama ni gak ketemu”.
Bastian :
“Baik, loe sendiri gimana kabarnya John?”
John :
“Baik-baik, ehh, ada barang bagus ni boss !”
Bastian :
“Apa-apa?” (penasaran)
John :
“ni”. (menunjukkan)
Bastian :
“Apa ni John?”
John :
“Barang enak ni. Barang ini bakal bikin semua masalah loe hilang. Bawaanya
happy, senang. Mau gag boss, ini namanya ganja”
Bastian :
“kayak mana pake nya tuh?”
John :
“dihisap aja boss, kayak rokok”
Bastian :
“ohh.. minta lahh”
John :
“ok-ok boss, kalo loe butuh barang ini lagi. Telepon gue aja”
(menyerahkan barang tersebut).
Bastian :
“ok. Thanks yaa” (mengambil barang tersebut).
Adegan 2.
(Kkrrringgg) bel istirahat berbunyi. Bastian mendekati Manda. Manda
adalah pacar Bastian.
Bastian :
“nda, kemana nanti malam?”
Manda :
“ee.. nanti Manda kerumah Bastian aja lah.”
Bastian :
“ohh..ya lah. Jam berapa?”
Manda :
“jam 8 yaa”
Bastian :
“ok”.
Adegan 3.
Jam 8 malam pun tiba.
Manda :
(mengetuk pintu)
Bastian :
“udah dating. Ayokk masuk”.
Manda :
“iya. Tadi lagi ngapain?”
Bastian :
“lagi nonton, bentar yaa”
Manda :
“mau kemana?”
Bastian :
“mau nelpon orang bentar”.
Manda :
“ohh ya lahh”
Adegan 4.
Bastian segera menelpon seseorang. Dan ternyata orang yang ia telpon
adalah John.
Bastian : “hallo
John, barang yang kemaren loe kasih masih ada?, gue butuh banget ne. ok, gue
tunggu yaa” (menelpon)
Adegan 5.
Akhirnya John tiba didepan rumah Bastian. Dia langsung memberikan barang
haram tersebut dan Bastian memberikan sejumlah uang kepada John.
Adegan 6.
Setelah melakukan transaksi, bastian mendekati Manda yang sedang duduk
diruang tamu.
Bastian :
“ini” (menunjukkan barang tersebut)
Manda :
“apa ini?”
Bastian :
“haa (terkejut), dapat dari mana?”
Bastian :
“dari teman, mau coba takk?”
Manda :
“ihhh, tidak lah”
Bastian :
“kenapa? Tinggal dihisap aja, kayak rokok”
Manda :
“coba praktekkin dulu, manda mau liat”
Bastian :
“kayak gini” (mempraktekkan)
Manda :
“cuman kayak gitu aja? Coba lah!”
Bastian :
“ni..” (menyodorkan barang tersebut ke manda)
Sejak saat itu mereka berdua
menjadi pecandu narkoba, mereka sudah mengonsumsi barang tersebut berkali-kali.
Adegan 7.
Ke esokkan harinya. Di SMA N 12 ada pembelajaran tambahan yaitu
pelajaran yang membahas narkoba. Di pelajaran itu siswa dapat mengetahui
tentang narkoba serta bahaya dari narkoba.
Kakak Pembina :
“pagi semua”
Siswa : “pagi kak”
Kakak Pembina :
“berjumpa lagi dengan pelajaran kakak” (lanjut dengan pelajaran yang
disampaikan)
Tiba-tiba…
K Pembina :
(melempar pena ke kepala bastian) “kenapa kamu?”
Bastian :
“ngantuk pak”
K Pembina :
“mudah sekali kamu jawab seperti itu. Apa kamu piker semua yang saya
lakukan didepan mudah?” (dengan nada yang tinggi) “Sebenarnya saya sudah bosan
mengajar pelajaran seperti ini. Tapi saya harus melakukannya agar generasi
kalian tidak hancur hanya karena narkoba. Keluar kamu?”
Bastian :
“iya pak” (keluar kelas)
K Pembina :
(menerangkan kembali materi yang sempat terpotong tadi)
Tiba-tiba…
K Pembina :
“hey, kamu!”
Lyan :
“manda…manda” (dengan suara
pelan)
Manda :
(bangun) “iya pak”
K Pembina :
“kamu juga ngantuk?”
Manda :
“iya pak”
K Pembina :
“sekarang kamu keluar cuci muka dan tunggu diluar sampai bel istirahat
berbunyi”
Manda :
“iya pak”
Krrriiiiinggg……
K Pembina
: (menutup akhir materi)
Adegan 8.
Di kantin Manda duduk sendiri dan termenung. Tiba-tiba Putri datang.
Lyan :
“hai, tadi kenapa?”
Manda : “gak
kenapa-napa kok.
Lyan :
“benar tak?”
Manda :
“benar yan”
Lyan :
“aku sudah lama disampingmu jadi aku sudah tahu tentang dirimu. Ayolah
cerita”
Manda :
“aku adalah pecandu narkoba”
Lyan :
“apa,,”(terkejut). “sudah berapa kali kau memakainya”
Manda :
“sudah sering, tapi aku benar-benar menyesal”
Lyan :
“pasti sam bastian kan. Pasti gara-gara bastian jug aloe jadi berani
nyobain barang haram itu, ya kan”
Manda :
“sudah lah. Tak usah dibahas lagi. Jangan kasih tau siapa-siapa ya..”
Lyan :
“gak tau lahh, gue bingung”
Manda :
“loe sahabat gue kan, jadi tolong gue yaa. Gue janji gak bakal
mengonsumsi barang haram itu lagi”
Lyan :
“baik lahh. Oh iya, gue harus ke perpustakaan, . bye manda”
Manda :
“bye”
Adegan 9.
Setelah Lyan mendengar semua pengakuan manda, dia menjadi sangat
menyesal dan juga terpukul karena sahabatnya adalah seorang pemakai narkoba.
Iqbal :
“mau..” (menyodorkan makanan ke Lyan)
Lyan :
“mau” (mengambil)
Iqbal : “pasti
lagi ada masalah”
Lyan :
“sok tau”
Iqbal :
“emang dari dulu pun”
Lyan :
“sebenarnya ini bukan masalah untukku, tapi dia temanku, jadi itu
masalah juga buatku”.
Iqbal :
“manda?”
Lyan :
“iya”
Iqbal :
“kenapa dia?”
Lyan :
“pasti kalo liat manda ada perubahan sikap di dirinya”
Iqbal :
“iya, ketika pelajaran tambahan itu”
Lyan :
“gara-gara suatu hal dia seperti itu”
Iqbal :
“apa?”
Lyan :
“dia memakai narkoba, dan sepertinya sekarang ia adalah pecandu”
Iqbal : “gak mungkin orang se alim dia pecandu
narkoba”
Lyan :
“apa aku pernah berbohong?”
Iqbal :
“beararti ini semua adalah masalah besar, sebaiknya kita laporkan kasus
ini ke kakak pembini narkoba itu”
Lyan : “aku
tak yakin, aku sudah janji padanya untuk tidak melaporkan kasus dia?”
Iqbal :
“kenapa tak yakin? Kau adalah temannya. Kita temannya, bahkan teman
sekelasnya. Apakah sebagai teman tega melihat temannya sendiri jatuh ke dalam
jurang, yang tak akan mungkin bisa bangkit kembali”
Lyan :
“mungkin kau benar”
Adegan 10.
Setelah berbincang lama, akhirnya mereka sudah sampai didepan ruangan
kakak Pembina narkoba.
Lyan :
“asslamu’alaikum kak”
K Pembina :
“walaikumsalam, ada apa?”
Lyan :
“kami mau menyampaikan sesuatu”
K Pembina :
“ohh,, silahkan”
Iqbal :
“begini kak, ada salah satu teman dari kami yang statusnya menurut kami
adalah pecandu narkoba, kami baru tau ketika dia memberitahukan kepada kami.
Kami sebagai temannya turut prihatin.
Lyan :
“iya kak, dan kami tidak tau harus berbuat apa”
K Pembina :
“ohh, siapa namanya?”
Lyan :
“manda, kak”
K Pembina :
“menurut kalian dimana mereka memakai narkoba?”
Lyan :
“sepertinya dirumah bastian, karena bastian adalah pacarnya, rumah
bastian juga jarang banyak orang, jadi ada kemungkinan kalo mereka mangonsumsi
narkoba dirumah bastian”
K Pembina :
“bagaimana nanti malam kita pergi kerumah bastian”
Iqbal :
“ngapain kak?”
K pembina :
“kita akan merazia rumah bastian”
Iqbal :
“kalo waktu kita datang mereka lagi pesta narkoba, ap yang kakak
lakukan?”
K pembina :
“kita akan membawa mereka ke kantor BNN dan memeriksa diri mereka,
apakah mereka benar-benar pecandu narkoba atau bukan. Jika hasil menunjukkan
bahwa mereka adalah pecandu narkoba, mereka akan menjalani rehabilitasi”
Lyan : “baik kak”.
Adegan 11.
Malam tiba, k Pembina, lyan dan iqbal sudah didepan rumah bastian. Mereka
langsung mengetuk pintu, tapi tidak ada yang membuka. Karena pintu tidak
terkunci, mereka langsung masuk kedalam. Dan mereka melihat bastian, manda
sedang melakukan pesta narkoba.
Lyan : “Manda!!!” (berteriak)
Manda, bastian sangat terkejut, k
Pembina langsung mendekati mereka dan menangkap mereka.
Lyan : “apa yang loe lakuin disini?”
Manda : “gue gak negelakuin apa-apa”
Lyan : “bastian, loe apain manda sampai dia seperti
ini?”
Bastian : “diam loe, loe kan yang ngadu semua ini!”
Lyan : “iya, gue yang ngadu ke kakak Pembina
narkoba”
Tiba-tiba manda menampar lyan.
Manda : “lyan, kata loe kita sahabat, tapi kenapa loe
ngelakuin ini?, loe udah janji kan untuk rahasiain in semua, loe emang gila yan,
loe emang pantas dapetin itu dari gue”
Lyan menangis ketika manda
melontarkan kata-kata itu.
Iqbal : “loe salah, lyan ngelakuin ini semua karena
dia peduli sama loe”
Manda : “seperti ini kah makna kata peduli itu?”
Iqbal : “dia ngelakuin ini untuk kebaikan loe juga,
dia gag mau ngeliat loe menderita sia-sia karena hanya benda haram ini. Gue
salah menilai loe, gue kira manda adalah anak yang pintar dan kreatif tetapi
salah loe lebih hina dari yang gue kira”.
Manda hanya terdiam ketika iqbal
melontarkan kata-kata itu.
K Pembina :
“sudah-sudah, kalian berdua ikut kakak ke kantor BNN, kalian akan di
rehabilitasi disana”
Dan akhirnya manda dan bastian di rehabilitasi,
ketika dalam masa rehabilitasi mereka tidak di izinkan untuk berkomunikasi dan
menemui seseorang. Setelah waktu telah berjalan lama, akhirnya masa
rehabilitasi mereka sudah selesai, dan saat nya mereka untuk kembali ke dunia
mereka yang sebenarnya.